Ini sesungguhnya bukanlah cerita tentang urang awak yang menjadi anak durhaka apalagi menjadi berkembang tentang kebobrokan akhlak manusia. Kita sedang membahas paket wisata bukittinggi dan Sumatera Barat yang menjadi daerah tujuan wisata yang terkenal dan masuk ke dalam program tour reguler.
Lokasi ini adalah di Pantai Air Manis di Kota Padang yang bagi masyarakat awam menjadi objek paket tour bukittinggi. Ini menjadi demikian karena orang awam tidak faham letak Kota Padang dan Kota Bukittinggi yang sangat jauh dan berlainan latar di mana Kota Padang berada di dekat pantai barat Pulau Sumatera sedangkan Bukittinggi di kawasan pegunungan pertengahan Pulau Sumatera.
Kita juga tidak begitu faham tentang cerita ini, yang pasti kisah anak durhaka bernama Malin Kundang ini telah menjadi ceritera rakyat yang disampaikan secara turun-temurun oleh orang tua kepada anak cucunya. Ini sangat baik karena mengandung pelajaran yang sangat berharga dan intinya mendorong anak-anak untuk menghormati orang tuanya. Cerita ini telah melambung tinggi bukan hanya sebatas cerita di novel bahkan sudah sampai ke sinema eletronik. Ini terus menjadi wacana yang dibahas dalam kajian paket wisata padang.
Di dunia nyata, kita mendapatkan informasi tentang rekayasa benar tidaknya cerita ini. Sebagian di antaranya berkata bahwa relief batu Malin Kundang yang ada di Pantai Air Manis awalnya dibuat pada 1980-an sebagai hasil karya Dasril Bayras bersama Ibenzani Usman. Benar atau tidak bagi kita pelaku pariwisata tidak penting, kita selalu mencari objek wisata bukittinggi dan padang untuk menjadi destinasi wisata yang disukai oleh wisatawan. Yang jelas, inti dari kisah Malin Kundang sangat baik bagi pendidikan anak-anak kita ke depan terutama pendidikan budi pekerti untuk menghormati dan menyayangi orang tua masing-masing.